Tuesday, October 22, 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » » » Beternak ikan atau Budidaya Ikan dengan Metode Hipofisasi

Beternak ikan atau Budidaya Ikan dengan Metode Hipofisasi

Budidaya ikan, beternak ikan, hipofisasi, teknik beternak ikan


Dalam perkembangan di dunia peternakan ikan, kita akan menemukan metode-metode atau cara-cara yang bisa dikatakan cukup praktis untuk menunjang proses beternak ikan atau budidaya ikan. Salah satunya beternak ikan dengan metode hipofisasi, bagi sebagian para peternak ikan mungkin masih ada yang belum mengetahui apa itu hipofisasi? di catatan singkat ini kita akan mengenal apa yang dinamakan hipofisasi.

Kelenjar hipofisa adalah kelenjar yang menghasilkan berbagai hormon yang bekerja terhadap kelenjar kelamin jantan (testis) maupun kelenjar kelamin betina (kantong telur).

Kelenjar hipofisa ini terletak di sebelah bawah bagian depan otak besar (dienchepala) sehingga jika bagian otak ini diangkat maka kelenjar ini akan tertinggal. Dengan demikian, untuk mengambil kelenjar hipofisa maka tulang tengkorak harus diangkat terlebih dahulu.

Kelenjar hipofisa terdiri dari 4 bagian yang masing-masing memiliki nama yang berbeda. Adapun urutan bagian dari kelenjar hipofisa ini dari depan ke belakang adalah pars tubelaris, pars anterior, pars intermedius dan neurophysis.

Pars anterior mempunyai peranan penting bagi pembiakkan kerana menghasilkan hormone gondotropin yang bekerja  terhadap gonad. Bagian inilah yang sebenarnya memegang peranan penting dalam pelaksannan pemijahan. Dalam hormone gonatorium stimulating hormone (FSH-like hormone) dan luteineizing hormone (LH-like hormone).

FSH bekerja untuk merangsang perkembangan gonad hingga matang kelamin karena terjadi perubahan menjadi sel telur. Lh bertugas untuk merangsang ovulasi, yaitu keluarnya telur dari folikel telur kemudian masuk ke saluran telur dan keluar dari lubang urogenital.

Hifpofisasi atau kawin suntik (induced breeding) adalah memijahkan ikan yang telah disuntik kelenjar hipofisa yang terdapay pada kepala ikan. Kawin suntik dengan kelenjar hipofisa ini diperkenalkan pertama kali oleh hausay , seorang warga Negara argentina pada tahun 1930. Namun, Brazil merupakan Negara pertama yang mengembangkan teknih hipofisa tersebut. Kemudian, teknik ini menyebar dengan cepat ke Eropa, Amerika serikat, dan Asia. 

Indonesia mentransfer teknologi hipofisa dari Taiwan dan bukan dari Negara asalnya. Argentina. Jika dilihat dari sejarah teknologi ini sejak diperkenalkan di dunia hingga dibawa ke Indonesia maka terdapat selisih waktu sekitar 40 tahun. Kawin suntik di Indonesia diperkenalkan pertama kali oleh Atmadja Hardjamulia di LPPD (lembaga penelitian Perikanan darat), Bogor, pada tahun 1961. Jenis ikan yang pertama kali dicoba dihipofisasi adalah ikan nilem, tawes, dan beberapa jenis ikan “liar” dari perairan bebas dari Sumatra Selatan. Kemudian menyusul ikan kowan/karper rumput (Ctenopharingodon idellus) dan ikan mola/silver carp (Hypopthalmichtys molitrix).

Perkembangan hipofisasi di Indonesia melalui periode sebagai berikut. Pada bulan November 1964, LPPD mendapatkan ikan mola dari jepang. Untuk kedua kalinya ikan mola didatangkan dari Taiwan pada tahun 1969. Pada Bulan desember 1971, LPPD berhasil memijahkan ikan mola. Sejak tahun 1962, percobaan hipofisasi dilakukan pada ikan kowan/karper rumput, tetapi baru berhasil pada bulan Desember 1973. 

Ikan nilem dan tawes berhasil dipijahkan dengan baik dan cukup mudah. Akan tetapi, sampai tahun 1970, jenis-jenis ikan lainnya masih belum berhasil dipijahkan. Selanjutnya pada tahun 1978, LPPD berhasil memijahkan iakn jelawat (Leptobarbus boeven). Saat ini, pemijahan dengan  teknik hipofisasi sudah diterapkan hampr di seluruh BBI (balai benih ikan) di Indonesia.

Sumber: BUDIDAYA BAWAL AIR TAWAR, Penerbit Akademia
Sumber Gambar: http://swastika-oktavia.blogspot.com


No comments:

Post a Comment