Tuesday, October 22, 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » Peternakan Kambing Domba Potong

Peternakan Kambing Domba Potong

I. Pendahuluan

Peternakan kambing dan domba Potong di Indonesia masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. Hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,234% dan semakin meningkatnya daya beli masyarakat. Kebutuhan daging selama ini belum mencukupi permintaan, ± 400.000 ton/tahun, sehingga masih mengandalkan impor daging. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) berupaya menbantu budidaya kambing dan domba potong dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas daging.

II. Jenis-jenis kambing dan domba potong

A. Kambing kacang
Cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi, ada yang hitam, coklat, merah atau belang hitam-putih.

B. Kambing Peranakan Etawah (PE)
Sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir. Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina)

C. Domba Ekor Gemuk
Memiliki ciri bentuk ekor yang panjang, tebal, besar dan semakin ke ujung makin kecil; tidak mempunyai tanduk; sebagian besar berwarna putih, tetapi ada anaknya yang berwarna hitam atau kecoklatan

D. Domba Ekor Tipis
Memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu bewarna putih, tidak bertanduk (betina), bertanduk kecil dan melingkar (jantan).

III. Pemilihan bibit

Bibit yang baik mempunyai ciri: ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dan mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus, keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi, tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih

IV. Tata Laksana Pemeliharaan

4.1 Perkandangan
Pada umumnya tipe kandang pada ternak Kado adalah berbentuk panggung, konstruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong untuk menampung kotoran. Adanya kolong dapat menghindari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit. Lantai kandang ditinggikan antara 0,5 – 2 m. Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding. Ketinggian bak pakan untuk kambing dan domba berbeda. Bak pakan untuk kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. Untuk Domba, dasar bak pakan horizontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. Lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambu yang disusun dengan jarak 2-3 cm. Dengan demikian, kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong, sementara tracak/kaki kado tidak terpelosok/terjepit.

Dasar kolong kandang digali sedalam ±20 cm dibagian pinggirnya dan 30-50 cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampung kotoran. Kotoran kemudian dapat diproses untuk menjadi pupuk kandang. Jagalah selalu kebersihan kandang.

4.2 Pakan
Pakan sangat penting diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan kesehatan ternak karena mengandung zat gizi yang dibutuhkan ternak. Oleh karena itu, pakan harus tersedia terus. Pakan utama yang umum diberikan berupa hijauan segar, seperti rumput, legum(daun lamtoro dan turi) atau aneka hijauan (daun singkong (protein cukup tinggi), daun nangka dan daun pepaya). Khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberi pada ternak sebaiknya dilayukan terlebih dahulu untuk menghilangkan racun yang ada dalam hijauan tersebut. Untuk Kado yang bunting, dianjurkan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Untuk Kado yang beru menyusui, komposisinya dalah 50% rumput dan 50% legum.

Selain pakan hijauan, dapat juga ditambah dengan pakan padat. Jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon (dicacah dahulu). Jenis pakan tersebut mudah dan murah dibeli dengan sumbangan yang cukup lumayan untuk kebutuhan nutrisinya. Kebutuhan setiap ekor kira-kira 3 kg per hari dengan komposisi 40% berkatul 40% ampas tahu dan 20% ketela pohon.

Tetapi pada saat ketersediaan hijauan berkurang maka perlu dilakukan pengawetan atau penambahan pakan penguat/konsentrat. Teknik pemberian konsentrat disarankan jangan bersamaan dengan hijauan karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan. Pemberian pakan konsentrat tidak perlu diberikan setiap hari karena harga konsentrat relatif mahal.

Selain pemberian rumput dan konsentrat sebagai pakan utama, masih dibutuhkan pakan pelengkap yang mengandung gizi ternak lengkap yang belum terdapat pada pakan utama untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak. Sehingga tujuan atau target dari budidaya ternak yaitu memiliki ternak dengan pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. Sebagai pakan pelengkap maka PT. NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh Kambing/Domba, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.

VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :

• Asam-asam amino esensial, yaitu Arginin, Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh.

• Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit.

• Mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh. Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis : 7,5 cc atau ¾ tutup botol VITERNA /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.

V. Pengendalian Penyakit

Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan Kado adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. Beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
• Lahan yang digunakan untuk memelihara Kado harus bebas dari penyakit menular.

• Kandang Kado harus kuat, aman dan bebas penyakit. Apabila digunakan kandang bekas kado yang telah terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan disinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. Apabila kandang tersebut bekas kado sehat cukup dicuci dengan air biasa.

• Kado yang baru masuk sebaiknya dimasukkan ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. Ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabun karbol, Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5 gram/3 liter air. Untuk membasmi kutu, Kado dapat juga dimandikan larutan Asuntol berkonsentrasi 3-6 gram/3 liter air.

• Kandang dan lingkungan tidak boleh lembap dan bebas dari genangan air. Kelembapan yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk atau hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darak ternak.

• Dilakukan vaksinasi secara teratur. Vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh Virus.

Beberapa penyakit yang dapat menyerang Kado adalah:
1) Penyakit parasit (kudis, kutu, cacingan)

2) Penyakit Bakterial (Antarks, Cacar mulut, Busuk Kuku)

3) Penyakit Virus (Orf)

4) Penyakit lain (Keracunan sianida, Kembung Perut, Keguguran).
Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta monitoring/pengamatan yang kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis penyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.

Sumber :
http://naturalnusantara.co.id
http://makmurbumi.wordpress.com/2009/04/19/peternakan-kambing-domba-potong/

No comments:

Post a Comment