Sunday, December 8, 2013
Browse Manual »
Wiring »
ada
»
kematian
»
ketika
»
lagi
»
ramadhan
»
renungan
»
tak
»
Renungan Ramadhan ketika kematian tak ada lagi
Renungan Ramadhan - "Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, yaitu ketika segala perkara telah diputuskan dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak pula beriman" (QS. Maryam: 39)
Rasulullah SAW menudingkan tangannya ke arah dunia ketika melapalkan ayat tersebut. Itulah ayat ke-39 surat Maryam yang berisi titah Allah SWT kepada Nabi yang mulia itu untuk mengingatkan umat manusia akan datangnya hari penyesalan. Poin utama ayat ini memang memberi tekanan kuat bahwa akan tiba satu masa di mana hari-hari manusia hanya berisi penyesalan-penyesalan yang paling pedih dan memiriskan. Tapi manusia sama sekali tidak akan mendapat apa-apa dari penyesalan itu. Karena ladang amal sudah ditutup, dan hari-hari indah di dunia sudah berlalu. Dan tudingan tangan Rasulullah SAW dengan telak menunjuk pada umat manusia yang sebagian besar lalai dan tidak beriman.
Untaian ayat yang diikuti dengan tudingan Nabi SAW itu diceritakan Imam Muslim dalam sahihnya. Hadits yang berasal dari Abu Said Al-Khudri itu juga menceritakan satu hal bahwa setelah kehidupan di dunia lenyap dan berganti alam akhirat, ada hal lain yang juga hilang dalam suratan takdir manusia. Satu hal itu adalah kematian yang selama ini mendampingi kehidupan. Maka jika di dunia ada kehidupan dan kematian, di akhirat ada kehidupan tapi tidak ada lagi kematian.
Rasulullah SAW menggambarkan bahwa kematian di akhirat dihadirkan dalam wujud kambing yang sangat bagus. Kambing itu lantas ditambatkan di antara surga dan neraka. Lalu ditanyalah penghuni surga.
"Apakah kalian mengenal kambing ini?"
"Ya, kami mengenalnya. Itu adalah kematian," ujar penghuni surga setelah lebih dulu memperhatikan dengan seksama.
Ditanya pula penghuni neraka. "Hai penghuni neraka, apakah kalian kenal kambing ini?"
"Ya, itu adalah kematian," ujar mereka.
Maka setelah dimafhumi, diperintahkan agar kambing itu disembelih. Dan kambing itu pun disembelih. Lalu difirmankan: "Hai penghuni surga tinggallah selama-lamanya di surga, karena kematian sudah tidak ada lagi. Hai penghuni neraka, tinggallah selama-lamanya di neraka karena kematian sudah tidak ada lagi."
Dapat dibayangkan hari-hari apa yang dialami dan hari-hari macam apa yang akan dilewati penghuni neraka. Penghuni surga pastilah akan mengenang kembali kematian mereka dengan tersenyum. Kematian telah mengantarkan pada kenikmatan yang tak putus karena mereka terhindar dari kelalain dan ketidakberimanan. Sementara penghuni neraka akan mengenang kembali kematian mereka dengan penuh pilu dan rindu. Mereka meratap sembari mengharapkan kematian datang kembali pada mereka agar siksa yang mereka terima bisa berakhir. Tapi itu tidak akan terjadi, mereka akan tetap hidup dan selamanya tak akan berjumpa lagi dengan kematian. Semoga Allah mengampuni semua dosa kita.
Wallahu alam bilshawab.
sumber: Hidayah
Renungan Ramadhan ketika kematian tak ada lagi
Rasulullah SAW menudingkan tangannya ke arah dunia ketika melapalkan ayat tersebut. Itulah ayat ke-39 surat Maryam yang berisi titah Allah SWT kepada Nabi yang mulia itu untuk mengingatkan umat manusia akan datangnya hari penyesalan. Poin utama ayat ini memang memberi tekanan kuat bahwa akan tiba satu masa di mana hari-hari manusia hanya berisi penyesalan-penyesalan yang paling pedih dan memiriskan. Tapi manusia sama sekali tidak akan mendapat apa-apa dari penyesalan itu. Karena ladang amal sudah ditutup, dan hari-hari indah di dunia sudah berlalu. Dan tudingan tangan Rasulullah SAW dengan telak menunjuk pada umat manusia yang sebagian besar lalai dan tidak beriman.
Untaian ayat yang diikuti dengan tudingan Nabi SAW itu diceritakan Imam Muslim dalam sahihnya. Hadits yang berasal dari Abu Said Al-Khudri itu juga menceritakan satu hal bahwa setelah kehidupan di dunia lenyap dan berganti alam akhirat, ada hal lain yang juga hilang dalam suratan takdir manusia. Satu hal itu adalah kematian yang selama ini mendampingi kehidupan. Maka jika di dunia ada kehidupan dan kematian, di akhirat ada kehidupan tapi tidak ada lagi kematian.
Rasulullah SAW menggambarkan bahwa kematian di akhirat dihadirkan dalam wujud kambing yang sangat bagus. Kambing itu lantas ditambatkan di antara surga dan neraka. Lalu ditanyalah penghuni surga.
"Apakah kalian mengenal kambing ini?"
"Ya, kami mengenalnya. Itu adalah kematian," ujar penghuni surga setelah lebih dulu memperhatikan dengan seksama.
Ditanya pula penghuni neraka. "Hai penghuni neraka, apakah kalian kenal kambing ini?"
"Ya, itu adalah kematian," ujar mereka.
Maka setelah dimafhumi, diperintahkan agar kambing itu disembelih. Dan kambing itu pun disembelih. Lalu difirmankan: "Hai penghuni surga tinggallah selama-lamanya di surga, karena kematian sudah tidak ada lagi. Hai penghuni neraka, tinggallah selama-lamanya di neraka karena kematian sudah tidak ada lagi."
Dapat dibayangkan hari-hari apa yang dialami dan hari-hari macam apa yang akan dilewati penghuni neraka. Penghuni surga pastilah akan mengenang kembali kematian mereka dengan tersenyum. Kematian telah mengantarkan pada kenikmatan yang tak putus karena mereka terhindar dari kelalain dan ketidakberimanan. Sementara penghuni neraka akan mengenang kembali kematian mereka dengan penuh pilu dan rindu. Mereka meratap sembari mengharapkan kematian datang kembali pada mereka agar siksa yang mereka terima bisa berakhir. Tapi itu tidak akan terjadi, mereka akan tetap hidup dan selamanya tak akan berjumpa lagi dengan kematian. Semoga Allah mengampuni semua dosa kita.
Wallahu alam bilshawab.
sumber: Hidayah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment