Saturday, December 7, 2013
Browse Manual »
Wiring »
day
»
haram
»
so
»
valentine
»
what
»
Valentine Day Haram So What
Valentine Day Haram So What
Setiap tanggal 14 Februari hampir di seluruh dunia merayakan valentine day (hari kasih sayang), tidak terkecuali di belahan dunia bagian timur, meski valentine day ini berasal dari budaya barat yang notabene sangat berbeda dengan budaya timur. Tapi apakah benar segala sesuatu yang berbau "barat" itu buruk dan haram untuk ditiru? Ini persoalan lain karena setiap orang memiliki cara pandang berbeda dalam berbagai hal, termasuk dalam memandang valentine day ini. Apakah merayakan valentine day itu haram atau halal, itu sangat tergantung darimana kita mengambil argumen untuk men-justifikasi terhadap pendapat kita.
Namun apapun pendapat itu, sebaiknya kita bersikap lebih bijak untuk memahaminya, tanpa harus menuding salah atau benar pada setiap pendapat yang terlontar. Kita harus menyadari bahwa "tidak ada yang salah dengan perbuatan apapun yang kita lakukan di dunia ini, kecuali setelah ada pernyataan yang menyalahkan perbuatan itu, juga sebaliknya". Jika meminjam istilah fiqih: "segala sesuatu itu boleh dilakukan kecuali ada dalil yang melarangnya."
Sebagai sebuah budaya, merayakan hari valentine tidak ubahnya seperti merayakan hari ulang tahun, hari asysyura atau takbiran. Bedanya, yang satu berasal dari budaya barat dan yang lainnya dari timur. Lantas adakah yang salah dari budaya itu sehingga kita harus menolaknya dengan serta merta tanpa ada penelaahan yang bijaksana? Tidak semua yang berasal dari barat itu buruk, buktinya kita memakai kemeja dan celana panjang, bukan sarung atau baju pangsi, demikian sebaliknya. Budaya, sebagai sebuah kreasi manusia, tentu saja memiliki sisi baik dan buruk sekaligus, tidak terkecuali yang berasal dari timur sekalipun. Bagai sebuah mata pisau, budaya apapun dan berasal dari manapun dapat merusak dan sekaligus bermanfaat bagi manusia, tergantung bagaimana menggunakannya. Tak ubahnya seperti sebuah pisau, ia dapat dijadikan alat untuk mengiris mangga dan sekaligus dapat dijadikan alat untuk membunuh.
Merayakan hari valentine jelas-jelas haram dan akan merusak tatanan norma-norma kehidupan kita jika merayakannya dengan cara-cara yang salah, seperti melakukan kencan buta, seks bebas, atau berpesta miras dan napza (minuman keras, narkotika dan zat adiktif). Sama haramnya dengan merayakan malam takbiran jika dirayakan dengan cara-cara seperti itu. Tapi jika merayakan valentine ini dengan sekedar menyatakan rasa kasih sayang atau memberikan hadiah (souvenir, kado) sebagai bentuk pernyataan rasa kasih kepada teman, guru, tetangga, saudara, kakak, adik atau orangtua, itu sangat baik untuk kita tiru dan lakukan. Why Not?
Dalam rangka hari kasih sayang ini saya akan memberikan bingkisan kecil buat 14 orang sobat. Mereka adalah:
(1) Neng Oema (Ill always love U, honey) (2) Mbak Lina (3) Ceu Annie (4) Teh Irma (5) Teh Ateh (6) Neng Yani (7) Mbak Nura (8) Kang Ence (9) Kang Tejo (10) Kang Asep (11) Mas Munir (12) Mas Ivan (13) Mas Achmad (14) Mas Setiawan.
Kode HTML-nya ini (udah diperkecil 35%):
So, lets valentine celebrations. Happy valentine for all. Pokona ai lap yu we lah ti kuring...
Namun apapun pendapat itu, sebaiknya kita bersikap lebih bijak untuk memahaminya, tanpa harus menuding salah atau benar pada setiap pendapat yang terlontar. Kita harus menyadari bahwa "tidak ada yang salah dengan perbuatan apapun yang kita lakukan di dunia ini, kecuali setelah ada pernyataan yang menyalahkan perbuatan itu, juga sebaliknya". Jika meminjam istilah fiqih: "segala sesuatu itu boleh dilakukan kecuali ada dalil yang melarangnya."
Sebagai sebuah budaya, merayakan hari valentine tidak ubahnya seperti merayakan hari ulang tahun, hari asysyura atau takbiran. Bedanya, yang satu berasal dari budaya barat dan yang lainnya dari timur. Lantas adakah yang salah dari budaya itu sehingga kita harus menolaknya dengan serta merta tanpa ada penelaahan yang bijaksana? Tidak semua yang berasal dari barat itu buruk, buktinya kita memakai kemeja dan celana panjang, bukan sarung atau baju pangsi, demikian sebaliknya. Budaya, sebagai sebuah kreasi manusia, tentu saja memiliki sisi baik dan buruk sekaligus, tidak terkecuali yang berasal dari timur sekalipun. Bagai sebuah mata pisau, budaya apapun dan berasal dari manapun dapat merusak dan sekaligus bermanfaat bagi manusia, tergantung bagaimana menggunakannya. Tak ubahnya seperti sebuah pisau, ia dapat dijadikan alat untuk mengiris mangga dan sekaligus dapat dijadikan alat untuk membunuh.
Merayakan hari valentine jelas-jelas haram dan akan merusak tatanan norma-norma kehidupan kita jika merayakannya dengan cara-cara yang salah, seperti melakukan kencan buta, seks bebas, atau berpesta miras dan napza (minuman keras, narkotika dan zat adiktif). Sama haramnya dengan merayakan malam takbiran jika dirayakan dengan cara-cara seperti itu. Tapi jika merayakan valentine ini dengan sekedar menyatakan rasa kasih sayang atau memberikan hadiah (souvenir, kado) sebagai bentuk pernyataan rasa kasih kepada teman, guru, tetangga, saudara, kakak, adik atau orangtua, itu sangat baik untuk kita tiru dan lakukan. Why Not?
Dalam rangka hari kasih sayang ini saya akan memberikan bingkisan kecil buat 14 orang sobat. Mereka adalah:
(1) Neng Oema (Ill always love U, honey) (2) Mbak Lina (3) Ceu Annie (4) Teh Irma (5) Teh Ateh (6) Neng Yani (7) Mbak Nura (8) Kang Ence (9) Kang Tejo (10) Kang Asep (11) Mas Munir (12) Mas Ivan (13) Mas Achmad (14) Mas Setiawan.
Kode HTML-nya ini (udah diperkecil 35%):
<img style="width:35%;" src="http://i563.photobucket.com/albums/ss76/peace_enes/SC/awardcinta.jpg"/>
So, lets valentine celebrations. Happy valentine for all. Pokona ai lap yu we lah ti kuring...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment